Di sebuah pesawat. Karena cuaca yang lumayan buruk, rupanya sang pilot kewalahan dalam mengontrol kemudi pesawat. Dan beberapa penel kendali mengalami kerusakan. Sehingga pesawat hampir menabrak sebuah tebing tinggi. Tinggal beberapa menit saja. Terjadilah dialog yang melibatkan tiga orang. Pertama dari negara adidaya amerika serikat. Kedua dari jepang. Dan orang ketiga dari Indonesia.
Suasana cukup genting, sehingga masing-masing mengeluarkan unek-uneknya masing-masing untuk menyelesaikan masalah. Agar bisa menyelamatkan dari dan pesawat tidak jadi menabrak tebing tersebut. Orang pertama berpendapat, ”saya akan menelepon militer negara saya. Pasti mereka bisa segera menyelesaikan tim penyelamat dengan pesawat super canggihnya. Lalu mengevakuasi kita semua”. Lalu orang kedua menyeloroh, ”tidak. Aku akan berusaha memperbaiki mesinnya. Aku pasti bisa dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi negara kami”. Dan terdengarlah orang ketiga dengan gelagar suaranya yang berusaha bijaksana. ”Sebentar sobat-sobatku tercinta. Jangan gegabah. Kita harus bertindak hati-hati. Dan bisa menampung semua aspirasi sehingga bisa terakomodir semua. Keputusan yang dihasilkan tentu bisa lebih tepat. Lebih baik kita membuat panitia penyelamatan pesawat ini dulu. Kita buat tim yang terdiri dari beberapa orang untuk mendiskusikan apa tindakan kita selanjutnya agar selamat dari kecelakaan pesawat”.
***
Ada kalanya keputusan perlu dibuat dengan hati-hati agar tidak salah langkah, dan mungkin memang dalam kondisi tidak terburu-buru. Tetapi kalau sudah jelas telah datang milestone itu, keputusan bisa dilakukan dengan lebih cepat. Dan toh keputusan yang melibatkan banyak komponen dan entitas, sesungguhnya takkan bisa menggabungkan semua aspirasi. Hanya representasi.
wah kalo lama gitu ya repot, keburu nabrak….
negara Indonesia tuh yang biasa gitu… haha
wah…bingung juga kalo dipikirin
ojo bingung
@dangstar: pa dadang nie ada2 aja, takon2 dewe.. dijawab2 dewe, hehe…
[…] Di sebuah pesawat. Karena cuaca yang lumayan buruk, rupanya sang pilot kewalahan dalam mengontrol kemudi pesawat. Dan beberapa penel kendali mengalami kerusakan. Sehingga pesawat hampir menabrak sebuah tebing tinggi. Tinggal beberapa menit saja. Terjadilah dialog yang melibatkan tiga orang. Pertama dari negara adidaya amerika serikat. Kedua dari jepang. Dan orang ketiga dari Indonesia. Suasana cukup genting, […] Baca dari Sumbernya […]
wakh apakah…negera ntuh ada dalam daftar PBB…hehehehehehe
negeri antah berantah selalu ada kisah
happy weeekend………
ah, bkunjung kawan.. ^_^ lam kenal..
datang menyapa sobat bloger di akhir pekan, semoga bahagia selalu
dimusyawarakan dulu ya….
tp aq jadi bingung ngambil kesimpulannya!
sudah kuduga, org ketiga pasti nggak berez idenya he3x
nice posting
trimz udah mampir ke blogku
oooo begitu… jadi dapat berita baru nih hehehe….
blogmu bagus boleh nggak tukeran link…kalo boleh kasih infoya thanks….
Saya sependapat.,.,.
O.,.ya salam kenal terlebih dahulu.,.
saya tunggu commen baliknya.,.,
Hebat sekali artikelnya…
Sindiran pas untuk para pemimpin negeri ini… ha..ha..
Salut.
Manstabbbbb … mengena … sipa hayo yang kena ….. siapa aja deh yang merasa kena,
Kalau dah emergensi gak berlaku “alon-alon waton klakon” harusnya “Cepet-cepet sing penting slamet” slamet gak nabrang tebing ……
Kalo udah menyangkut keadaaan darurat mah, ga usah pusing2…langsung tancep gas!
selamat malam….mampir kembali dengan semangat yang tinggi…..hehehe begitulah keadaan negara kita…selalu penuh dengan mysteri
wah…. sempat nabrak donk….
kan kelamaan buat panitia….
sip dah…..
seru om….
oke nur rahman linkmu udah ane pasang …pasang balik ya
pasti keputusannya nanti ketemu kalo udah nabrak
boleh juga kisahnya…..tapi orang ketiga itu dari mana ya?
udah tau …..koq nanyak!
ya itulah Indonesia. kayaknya bijaksana padahal sebenernya bingung menentukan langkah.
eh, saya orang indonesia juga ya? jadi saya juga bersifat seperti itu ya… 😀