Akhirnya keluarga Ibu Siami asal Surabaya kembali lagi ke kampung halaman dan masyarakat sekitar perlahan menerima mereka dengan baik.. Setelah sempat mengungsi ke Gresik. Ibu Siami hanya lulusan smp tapi patut dijadikan contoh kejujuran di tengah makin banyaknya kasus korupsi di negri ini. Kenapa kemudian masyarakat seolah marah dan mengusir Ibu Siami dan Alif dari Surabaya? Alasan pertama karena masyarakat sekitar pikir Ibu Siami terlalu tergesa-gesa dengan lapor ke media dan bukan lapor ke pihak sekolah & komite sekolah terlebih dahulu. Ibu Siami telah melakukan langkah awal itu tapi pihak sekolah dan komite tak memberikan respon yang baik. Alasan kedua adalah dengan dipecatnya guru bernama Pak Fatur yang telah puluhan tahun mengajar, membuat goyah ikatan emosional dengan masyarakat yang selama terjalin. Seperti diketahui bahwa dengan adanya kasus mencontek massal yang diuangkap Ibu Siami, telah ada dua guru SDN Gadel II Surabaya yang dipecat dan kepala sekolah mendapat sanksi. Alasan ketiga adalah masyarakat atau orang tua wali murid takut adanya ujian ulang jika terbukti adanya contek massal.
Ibu Siami awalnya memang curiga semenjak pelatihan ujian nasional anaknya yakni Alif, dimana ketika pulang ke rumah, Alif seperti membawa kertas kunci jawaban atau semacamnya. Lalu ketika selesai ujian nasional SD, Ibu Siami mencoba untuk menelusuri lebih lanjut bahwa memang telah terjadi sesuatu yang tidak baik. Di sebuah wawancara di MetroTV, terungkap bahwa Alif pun bingung bagaimana harus menceritakannya. Ia adalah salah satu anak pintar, yang kemudian dipaksa memberikan contekan ke teman-temannya. Sang Guru pun berkata : “Kalau kamu tidak mau membantu teman-temanmu, maka kelak kamu tidak akan menjadi orang sukses”. Begitu kurang lebih kata-kata “perintah” Sang Guru yang membuat Alif takut kepada guru dan di samping pula tidak berani menceritakannya kepada sang Ibu dengan jelas pada awalnya.
Kata pak mentri, kejadian ini masih dalam tahap penyelidikan apakah terjadi contek massal seperti yang diceritakan. Berdasarkan apa yang dikatakan beliau di AKI tvOne malam hari kemarin, beliau mengatakan dari analisis kunci jawaban ujian nasional SDN Gadel II tersebut, tidak ada indikasi mengarah ke contek massal karena pola jawabannya tidak mengarah ke hal tersebut. Entah apakah ini hanya sebagai sebuah jawaban untuk melindungi citra diri sendiri atau jawaban untuk menenangkan, mengingat yang ditakutkan warga masyarakat orang tua wali murid SDN Gadel II adalah adanya ujian ulang. Kalau memang tidak ada masalah, ya guru dan kepsek tidaklah perlu diberi hukuman!
Kejadian ini patut menjadi sebuah pertanda bahwa selama ini pandangan mengenai arti pendidikan yang lebih mengutamakan pencapaian nilai, hitam di atas putih, patut diperbaiki. Baik di kalangan pendidik maupun masyarakat pada umumnya. Kejadian serupa terjadi di SD 6 Pesanggrahan Jakarta. Orang tua murid DARI Muhammad Abrary, Irma Winda Lubis mengalamai hal serupa dimana si anak diperintah untuk menandatangani surat perjanjian untuk tidak boleh memberitahukan mengenai contek masal kepada siapapun. Jika ada pihak pendidik atau guru yang kemudian mengatakan bahwa para guru tidak bersalah tapi yang salah aturan UN nya, berarti hal mereka “belum sepakat” dengan sistem UN selama ini.
Kita tunggu saja beberapa hari mendatang ketika pengumuman ujian nasional SD tiba saatnya. Akan seperti apakah kelanjutan kedua kasus ini!
sungguh aneh memang kejujuran yang harusnya diajarkan di sekolah malah dijadikan ajang bancakan
Semoga anak didik kita menjadi lebih bernilai dengan adanya Ibu Siami beserta ibu ibu yang lain yang kritis
kykna pelajaran pentingnya untuk tidak saling mencontek masih perlu ditingkatkan di sekolahan :D. jd inget dulu jaman sekolah, hal itu masih terasa “ada yg kurang” . . .
semoga pendidikan di negri ini benar2 mencetak manusia yang ga hanya pintar tapi memiliki nilai luhur yg tinggi..
Oh, Bu Siami sudah kembali ke Gadel?
Syukurlah. 🙂
Saya amat mendukung kejujuran Bu Siami.
hm.. sungguh tragis mau berbuat baik kok malah dimusuhin..
pak mentri tidak mengatakan adanya indikasi contek massal karena menurut penuturan si bocah, dia tidak memberikan contekan yang benar ke setiap siswa. kurang lebihnya begitu.
Lebih baik jujur
sebenarnya kunci nya adalah keikhlasan saja saudaraku ^^
monggo mampir ke apotik kecil saya , masih baru , belum semenarik punya anda2 semua ^^
mohon saran nya ya ^^
happy posting ^^
Apa jadinya ya? di benak anak SD ditanamkan memberikan contekan, awal calon orang sukses, mengungkap sebuah kebobrokan dengan jujur, malah dikucilkan 😦
Nilai Alif ternyata paling tinggi dan teman-temannya lulus semua lho..
kayak sunatan massal aja pak nur
Waktu sekolah dulu saya jarang nyontek, tapi seringnya jiplak 😀 😀
wah jiplak buku apa jiplak punya temen? 😀
[…] meneladani para guru dari hasil sistem pendidikan saat ini juga malah ada yang menjadi kasus beberapa saat lalu. Bukan bermaksud menilai keseluruhan cuma dari kerusakan sebagian, tapi kenyataan […]
[…] Ebook itu mengingatkan saya pada award Internetsehat Mingguan pada Agustus 2009 lalu, untuk Blog WordPress yang saya kelola sebagai kategori Gado-gado Blog. Gambar di bawah ini adalah buku Internetsehat […]