Rumah Kaca

7 07 2012

Rumah KacaRumah Kaca adalah seri keempat dari Tetralogi Pulau Buru. Rumah Kaca adalah seri yang paling berbeda dari ketiga seri sebelumnya; Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, dan Jejak Langkah. Sebab sudut pandang orang pertama penulis adalah bukan lagi Minke. Minke yang akhirnya diasingkan di pembuangan tak bisa berjuang lagi. Seorang pribumi yang berhasil menyingkirkan Minke bernama Jacques Pangemanann. Melalui Rumah Kaca inilah kemudian Tuan Pangemanann menceritakan kisah selanjutnya dari perjalanan hidup seorang Minke. Beserta segala kisah hidupnya sendiri dimana meskipun ia sukses menyingkirkan Minke hingga mengawalnya pada masa hampir pembebasan, tetapi Tuan Pangemanann juga banyak mengalami kegagalan dalam hidup pribadinya. Termasuk berpisah dengan anak dan istrinya, dan skandal yang melibatkan wanita. Serta rasa bersalah yang terus membayanginya. Sebab meskipun ia pribumi yang taat pada perintah kolonial, secara pribadi mengagumi sosok seorang Minke.

Baca Lagi!





Anak Semua Bangsa

15 05 2012

Anak Semua BangsaAnak Semua Bangsa adalah seri kedua dari Tetralogi Pulau Buru. Pada seri kedua ini menceritakan perjuangan batin Minke dimana istrinya yakni Annelis harus dibawa paksa ke Belanda. Tetapi pihak keluarga Nyi Ontosoroh tidak tinggal diam, sehingga dikirimlah seorang teman sekolah Minke yang bernama Panji Darman alias Jan Depperste untuk memantau keadaan Annelis di sana. Komunikasi melalui surat-menyurat. Di sisi lain Minke tak mau tinggal diam melawan keadaan. Dia terus belajar kepada Nyi Ontosoroh tentang banyak hal. Mulai dari menjalankan bisnis, urusan hukum, hingga menjadi inspirasinya untuk menulis.

Baca Lagi!





Tetralogi Pulau Buru

3 01 2012

Tetralogi Pulau BuruTetralogi Pulau Buru atau Tetralogi Buru atau Tetralogi Bumi Manusia adalah empat seri Roman karya (alm) Pramoedya Ananta Toer (meninggal pada tahun 2006 pada usia 81 tahun). Tetralogi Pulau Buru mengungkapkan sejarah bagaimana terbentuknya Nasionalisme Indonesia pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke-20 (kurang lebih tahun 1898 – 1918). Masa dimana berlangsungnya politik etis, awal masuknya pemikiran rasional ke Hindia Belanda, dan awal pertumbuhan organisasi-organisasi modern sebagai periode terbentuknya Kebangkitan Nasional. Tetralogi Pulau Buru pernah dilarang peredaraannya oleh Jaksa Agung Indonesia selama beberapa masa dengan tuduhan mempropagandakan ajaran atau paham Marxisme, Lenimisme, dan Komunisme.

Baca Lagi!